Profesor Zubairi Tak Setuju Pernyataan MUI Soal Orang Puasa

Profesor Zubairi Tak Setuju Pernyataan MUI Soal Orang Puasa

JAKARTA - Ketua Satgas Covid-19 dari Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Profesor Zubairi Djoerban tidak sepakat dengan pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang mengatakan orang yang puasa menjadi lemah.

“Saya setuju dengan pernyataan Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang menyarankan vaksinasi dilakukan pada malam hari saat Ramadan. Tapi, saya tidak setuju dengan pernyataan MUI yang bilang bahwa seseorang yang puasa itu akan jadi lemah. Itu tidak benar,” kata prof Zubairi lewat keterangan tertulisnya, Kamis (18/3).

Prof Zubairi mengatakan, banyak penelitian yang menunjukkan efek positif dari orang berpuasa. Mulai dari meningkatkan imunitas, membantu detoksifikasi, hingga mengurangi massa lemak.

“Penelitian di RSCM pun membuktikan bahwa lansia yang puasa itu tidak menurunkan fungsi ginjalnya,” katanya.

Dia mencontohkan, banyak atlet yang bertanding dalam keadaan berpuasa. Dan itu tidak memengaruhi aktivitas mereka.

“Coba lihat juga, apakah pesepak bola muslim atau pemain basket NBA fisiknya jadi menurun ketika puasa. Kan enggak,” ujar dia.

Baca juga:

Sungguh Terlalu, Indonesia Dipaksa Mundur dari All England 2021

Beraksi Pakai Ember Bekas, Deden akan Dibelikan Drum Baru oleh Eks Drumer Dream Theater

Dokter spesialis penyakit dalam ini mengatakan, pasien dengan fungsi ginjal menurun, ternyata tidak ada masalah untuk berpuasa. “Jadi, sekali lagi, MUI kurang tepat,” katanya.

Tetapi dia bilang, kalau merekomendasikan vaksinasi dilakukan malam hari pada saat Ramadan, dirinya akui setuju. “Tapi alasannya jangan karena lemahnya orang yang berpuasa,” cetusnya.

Lebih lanjut dia menilai suntik vaksin ketika berpuasa bukan merupakan pemberian makanan arau kekuatan, sehingga tidak dianggap membatalkan puasa. Hal ini berbeda denhan infus yang merupakan cairan yang menggantikan makanan.

“Saya ini bukan ahli agama. Yang terang, suntikan vaksin tidak memberi makanan atau minuman. Artinya tidak menggantikan makan dan minum. Nah, kalau infus yang isinya cairan makanan atau minuman, itu jelas menggantikan,” pungkasnya. (dal/fin)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: